Pertanyaan:
Kami adalah para mukalid Imam r.a. yang setelah wafatnya beliau kami tetap dan melanjutkan taklid kepada Imam r.a. Akan tetapi, berhubung sulitnya situasi sekarang di mana umat Islam sedang menghadapi penjajah dan penindas dunia, kami dihadapkan dengan masalah-masalah baru dalam syariat. Kami merasa harus merujuk kepada Yang Mulia dan taklid kepada Anda. Apakah perbuatan ini diperbolehkan bagi kami?
Pertanyaan:
Berdasarkan kebolehan melanjutkan taklid kepada yang sudah meninggal, apakah hukum ini juga meliputi orang-orang yang belum mukalaf/belum balig pada masa hidupnya mujtahid tetapi mereka sudah mengamalkan fatwa marja’ tersebut?
Pertanyaan:
Seseorang dulu taklid kepada Imam Khumaini r.a. setelah Imam meninggal, dalam beberapa masalah ia taklid kepada mujtahid lain. Sekarang mujtahid itupun meninggal dunia. Apa kewajiban orang tersebut?
Pertanyaan:
Apakah dalam melanjutkan taklid kepada yang sudah meninggal harus dengan seizin mujtahid a’lam atau cukup izin dari setiap mujtahid?
Pertanyaan:
Apa pandangan Yang Mulia tentang melanjutkan taklid kepada yang sudah meninggal dalam masalah yang sudah atau belum diamalkan oleh mukalaf semasa marja’nya masih hidup?
Apakah wajib bagi para mukalid/orang-orang yang taklid kepada almarhum Imam dan orang-orang yang bermaksud melanjutkan taklid kepada beliau meminta izin kepada para marja’ yang masih hidup?
Bisakah saya kembali lagi taklid kepada Imam r.a.?