Jika di sekitar dan di dalam kloset terdapat benda najis, dan dicuci dengan air kurr atau air sedikit, tetapi benda najisnya masih tersisa, apakah di bagian yang tidak terdapat benda najis dan air mengalir ke daerah tersebut, suci atau najis?
Apakah hukumnya mensucikan kemaluan dan dubur dengan air sedikit?
Apakah air-air tersebut yang najis sebelum dimurnikan, dengan proses di atas menjadi suci? Dan berlaku hukum istihalah terhadap air tersebut, atau setelah proses pemurnian pun tetap najis?
Bagaimana mensucikan baju najis yang mewarnai air ketika proses pensucian?
Kalau di bagian bawah air sedikit yang mengalir dan tanpa tekanan lalu menyentuh sesuatu yang najis, apakah bagian atas air tetap bersih (suci)?
Apakah dalam mensucikan baju yang terkena najis dengan air kur atau air mengalir juga diharuskan untuk memerasnya; dan atau setelah hilangnya ainun najasah/benda najis, begitu seluruh baju tersebut terkena air, sudah mencukupi?
Apakah dalam menyucikan baju yang terkena najis dengan air kur atau air mengalir diharuskan untuk memeras di luar air, atau diperas di dalam air sudah cukup?